Havana88detik – Warga Desa Karang bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, dikejutkan dengan kehadiran rombongan warga yang melakukan ritual berendam di rawa pada Kamis (11/3) sore. Rombongan puluhan orang itu kemudian ditangkap polisi dan dibawa ke Polsek Cigeulis.
Tercatat, ada 16 pria dan wanita yang berendam di rawa tanpa busana. Tebakan sementara, mereka melakukan ritual aliran tertentu.
“Saat masih dalam penyidikan di Bareskrim akan kita telusuri, akan kita koordinasikan dengan pihak Bakorpakem, Ketua Kejaksaan Pandeglang, apakah itu aliran sesat atau tidak,” kata Wakil Kapolres Pandeglang, Kompol Roky Crisma. Wardana di kantornya, Kamis.
Anggota rombongan tiba di Polres Pandeglang sekitar pukul 16.30 WIB. Berdasarkan informasi sementara yang dihimpun penyidik dari anggota yang mandi di rawa, mereka menganut ajaran Akekoh atau Balatasutak.
Padepokannya diketahui berada di Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dulu ajaran tersebut dibawa oleh E yang sudah meninggal, kemudian A (52) yang masih satu keluarga menularkannya.
Ketuanya adalah Kakak A, umur 52 tahun. Untuk ajarannya mengikuti ajaran Akekoh dia di bawa oleh kakak E almarhum. Kakak A melanjutkan dengan ajaran Balatasutak, jelasnya.
Hanya pakaian dan identitas 16 orang yang digunakan sebagai barang bukti sementara oleh Polsek Pandeglang. Besok mereka akan melakukan pertemuan dengan MUI untuk menentukan apakah ajaran Balatasutak atau Akekoh itu aliran sesat atau bukan.
Masyarakat diimbau untuk tidak terpancing oleh informasi yang belum diketahui. Polisi juga telah melakukan penjagaan di Kecamatan Cigeulis agar tidak resah masyarakat.
“Nanti akan ada kajian dari MUI, apakah sesat atau tidak. Kita juga antisipasi agar tidak terjadi pergolakan di masyarakat Cigeulis. Jangan khawatir masyarakat Cigeulis, kita juga sudah mengamankan masyarakat. . Besok kita akan rapat, “kata Roky.
