Havana88 – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk membatasi akses masyarakat terhadap obat-obatan Covid-19. Pasalnya, Kementerian Kesehatan menyebut penggunaan obat-obatan tersebut secara sembarangan bahkan bisa menjadi racun.
Erick Thohir saat mengunjungi Bio Farma di Bandung, Sabtu (10/7) menuturkan bahwa pihaknya juga memastikan nanti berkoordinasi dengan Kemenkes, obat mana yang bisa diakses masyarakat atau memang obat yang dimana harus sesuai prosedur (prosedur tetap) serta ada perlindungannya, apakah harus melalui proses rumah sakit atau dokter dan lain-lain.
Diakuinya, ketersediaan obat tersebut masih belum optimal. Namun, Erick meminta masyarakat tidak panik karena pihaknya bersama Bio Farma akan meningkatkan ketersediaan obat.
Erick menuturkan bahwa memang produksi harus lebih cepat tapi ia menjamin masyarakat tidak panik. Pihaknya akan terus meningkatkan produksi dan memastikan keberadaan obat-obatan ini di apotek-apotek BUMN.
Menurut Erick, pendistribusian obat-obatan ini sudah berjalan dengan baik. Namun untuk produksi masih perlu sinkronisasi data lagi.
Jika distribusi bagus, tetapi database produksi akan kita rapikan serta tentunya ke depan juga bisa di jajaki hal-hal yang harus disinkronkan.
Secara terpisah, Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Ade Anaya meminta masyarakat berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat terapi Covid-19 agar tidak menjadi racun.
Jenis obat yang katanya terapeutik dalam pengobatan Covid-19 adalah Oseltamivir, Favipiravir, Remdesivir, Azitromisin dan Tocilizumab. Ia juga mengaku saat ini. ketersediaan obat Covid-19 masih dianggap aman. Namun, ada jenis obat yang saat ini stoknya relatif sedikit.
Misalnya, katanya, “Tocilizumab hanya ada 421, tetapi hanya digunakan untuk kasus krisis. Kasus krisis relatif kecil dibandingkan dengan gejala sedang.”
Saat ini, lanjutnya, Indonesia masih mengimpor beberapa obat terapeutik untuk pasien Covid-19.
Ade mengungkapkan bahwa ada beberapa produk seperti Remdesivir, Tocilizumab, dan Immunoglobulin Therapy (IVIG) yang masih.
Ia mengakui bahwa memang belum bisa buat, akan tetapi ia berharap agar Remdesivir segera, Agustus sudah bisa produksi di dalam negeri jadi lebih baik lagi. siap memenuhi stok yang ada. di dalam negeri.