Havana88detik – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sejak beberapa hari terakhir semakin meluas hingga menggenangi 14.340 rumah di 33 desa per Minggu (21/2).
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, banjir akibat curah hujan yang tinggi dan meluapnya sejumlah sungai di kawasan tersebut telah menyebar hingga ke 15 kecamatan. Sejumlah sungai di Karawang yang meluap adalah Sungai Citarum, Cibeet, Cikaranggelam, Cikareteg, dan Cilamaya.
Sebanyak 14.754 keluarga atau 52.527 jiwa di Karawang dilaporkan terdampak banjir. Sementara itu, 3.393 KK atau 19.092 jiwa mengungsi akibat korban banjir.
Seperti dilansir Antara, Bupati Karawang Acep Jamhuri Plh menjelaskan bahwa 15 kecamatan di Karawang yang saat ini mengalami banjir adalah Rengasdengklok (enam desa), Telukjambe Barat (tiga desa), Ciampel (satu desa), Pangkalan (satu desa), Cikampek (dua desa), Karawang Barat (lima desa), Tirtamulya (satu desa), dan Kecamatan Jatisari (satu desa).
Banjir juga melanda Kabupaten Telukjambe Timur (dua desa), Banyusari (dua desa), Karawang Timur (satu desa), Cilamaya Wetan (empat desa), Pakisjaya (dua desa), Rawamerta (satu desa), dan Kecamatan Batujaya (satu desa) .
Sejumlah rumah sakit di Karawang juga terendam banjir menyusul curah hujan yang tinggi dan meluapnya beberapa sungai di sana.
“Banjir sudah merembet ke sejumlah wilayah Karawang hingga perkotaan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Yasin Nasrudin, Sabtu pekan lalu.
Di perkotaan, banjir selain menggenangi rumah sakit, juga pemukiman, akses jalan, dan kawasan pusat perbelanjaan. Rumah sakit yang terkena banjir antara lain RS Islam Karawang dan RS Bayukarta. Akibat kondisi tersebut, petugas membawa pasien ke rumah sakit yang lebih aman atau yang tidak terkena banjir.
Salah satu posko pengungsian adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang menjadi tempat penampungan dan dapur umum bagi korban banjir yang melanda kawasan tersebut.
“Sejak kemarin hingga sekarang, sudah 500-600 orang mengungsi ke sini (kantor disparbud),” kata Joko, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, di Karawang, Minggu.
Ia menyampaikan, yang mengungsi di kantor Disparbud Karawang merupakan korban banjir dari Poponcol. Ratusan rumah di kawasan itu terendam banjir, ada yang setinggi satu meter.
Menurut Joko, kantor Disparbud terakhir kali digunakan sebagai tempat berteduh saat banjir terjadi pada 2010 lalu.
Meninjau Banjir di Karawang, Menko PMK Minta Pemerintah Kabupaten Bebas Angin
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo secara langsung mengunjungi lokasi dan posko banjir di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Beberapa titik yang dikunjungi Muhadjir dan Doni Monardo adalah Posko Banjir di Desa Karang Ligar, Kecamatan Teluk Jambe Barat dan lokasi banjir di Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang.
Dalam kesempatan tersebut, Muhadjir menegaskan, pemerintah kabupaten harus fokus memberdayakan potensi yang ada di daerah. Menurutnya, antisipasi banjir tidak bisa dilakukan secara spontan, melainkan harus berkelanjutan.
“Kabupaten Karawang harus betul-betul menanganinya, jangan sampai putus, ketika banjir baru menanganinya. Jadi setahun penuh harus ada pemikiran untuk menangani banjir, termasuk memperdalam wilayah aliran sungai, dan lain sebagainya,” kata Muhadjir saat dihubungi. dikutip dalam siaran pers. Kemenko PMK, Minggu.
Ia mengatakan, masyarakat juga harus memperhatikan tertib membuang sampah. Begitu juga dengan pabrik yang beroperasi di sekitar wilayah Kabupaten Karawang untuk melakukan kegiatan reboisasi.
“Saya mohon, saya garis bawahi saja apa yang disampaikan Kepala BNPB. Pokoknya sekarang jangan mengharapkan bantuan dari luar, fokuslah pada potensi Kabupaten Karawang,” ujarnya.