Havana88detik – Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan akan fokus pada tanggap darurat bencana sejalan dengan bencana alam di berbagai wilayah di Indonesia.
“Untuk saat ini kami akan fokus pada tanggap darurat, baik terlibat langsung maupun tidak. Penanganan juga akan terus dilakukan sambil memetakan kekuatan dukungan dari masing-masing kementerian lembaga apa yang bisa kami lakukan,” kata Menko Polhukam. PMK Muhadjir Effendy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (17/1).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memimpin langsung rapat koordinasi menteri dalam rangka tanggap darurat bencana. Menteri Koordinator Bidang Koordinasi PMK menjelaskan bahwa rapat koordinasi diadakan untuk menyatukan kekuatan dukungan dari kementerian / lembaga, khususnya yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Koordinasi PMK.
Ia meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memutakhirkan pemetaan kondisi di lapangan. Sehingga hal-hal yang dibutuhkan bisa segera dikoordinasikan dengan kementerian terkait.
Berkaca pada penanganan bencana sebelumnya, Menko PMK berharap kebutuhan khusus perempuan, anak dan lansia bisa lebih diperhatikan.
“Kami berharap keterlibatan KPPPA diperkuat, kemudian BNPB setelah mengumpulkan informasi dari kementerian kelembagaan untuk menjelaskan seperti apa komando di lapangan termasuk apa yang dibutuhkan selama masa tanggap bencana,” kata Menko PMK.
Lebih lanjut, kata Menko, tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi juga harus segera disiapkan dan tetap melibatkan kementerian terkait. Tidak hanya di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Koordinasi PMK, tetapi juga Kementerian BUMN dan lembaga lainnya di luar Kementerian Koordinator Bidang Koordinasi PMK seperti Kementerian PUPR.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, KPPPA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan BNPB juga telah melakukan upaya tanggap darurat di lapangan. Kementerian Kesehatan misalnya telah menyiapkan 25 unit ambulans, empat tenda, peralatan ortopedi dan obat-obatan serta logistik kesehatan di posko bencana Sulawesi Barat.
Selain itu, KPPPA juga telah mengurangi bantuan, terutama berbagai kebutuhan perempuan, anak dan lansia, di lima lokasi bencana termasuk bencana terkini di Manado, Sulawesi Utara.
Sekretaris Pertama BNPB Harmensyah mengungkapkan, bencana alam yang sering terjadi tidak lepas dari campur tangan manusia. Ia mengungkapkan, longsor yang terjadi di Kabupaten Sumedang disebabkan pembangunan yang tidak ramah lingkungan.
“Banjir ini sebenarnya ulah manusia. Di atas bukit dibangun rumah besar sedangkan lingkungan tidak dikelola dengan baik. Jika tidak ingin bencana ini terulang, yang di hulu harus memperhatikan, para fungsi lahan harus dikembalikan, ”ujarnya.