Dahlan Iskan Prihatin Kondisi BUMN Karya, Semoga SWF Segera Jalan

  • Whatsapp
Dahlan Iskan Prihatin Kondisi BUMN Karya, Semoga SWF Segera Jalan
banner 300x250

Havana88Ekonomi, Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN menyoroti kinerja keuangan beberapa BUMN sektor konstruksi yang disebut ‘haus sampai kerongkongan’. Dahlan mengungkapkan bahwa buruknya kinerja keuangan disebabkan oleh bunga pinjaman terlalu tinggi.

Dia berharap Sovereign Wealth Fund milik Indonesia, yaitu INA (Indonesia Investment Authority) bisa segera menyergap dana untuk membantu BUMN Karya pulih.

Read More

Dikutip dalam tulisannya, Dahlan menyebutkan bahwa ia berharap SWF semoga cepat berjalan. Lalu, dana dari Amerika, Uni Emirat Arab, Jepang, serta Kanada bisa masuk ke SWF segera.

Dahlan juga menambahkan, bahwa sebenarnya BUMN Karya memiliki sumber dana murah yang bisa ‘menyelamatkan’ dari sergapan bunga tinggi, yaitu dana dari sub kontraktor. Sayangnya, dana ini selalu dipakai lebih dulu.

Kini, sub kontraktor menjadi pihak yang paling menderita karena dapat imbas dari kerugian BUMN Karya. Padahal, sub kontraktor memiliki modal yang lebih kecil, serta mengambil material bangunan dari perusahaan lebih kecil juga.

Solusi lain yang bisa dilakukan menurrut Dahlan adalah menjual aset, misalnya jalan tol. Kalau dilakukan, kerugian akan berubah menjadi laba. Tapi, siapa yang mau beli jalan tol di masa sulit ini?

Soroti Kinerja Keuangan BUMN Karya, Katanya ‘Haus Hingga Ke Kerongkongan’

Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN ini memberikan pandangannya terkait kinerja keuangan BUMN Karya. Ia menyebutkan bahwa mereka sedang ‘haus hingga ke kerongkongan’.

Hal itu terlihat dari laporan keuangan BUMN yang mengalami kerugian atau penurunan laba dari periode sebelumnya.

Dahlan menyebutkan, pekerjaan infrastruktur memang gegap gembita dari beberapa tahun terakhir. Namun, sekuat-kuatnya perusahaan bidang infrastruktur, harus tetap mengandalkan sumber dana dari pihak ketiga.

Disisi lain, pihak ketiga seperti bank harus tetap tunduk pada peraturan di bidang perbankan. Dana bank merupakan napas nomor satu mereka. Jadi, saat ada perusahaan yang tidak bisa lagi melakukan pinjaman karena sudah memasuki limit, maka bencana tahap 1 pun datang.

Kalau bank sudah tidak bisa memberikan pinjaman, langkah lain yang bis dilakukan adalah obligasi, MTM dan sejenisnya. Namun, kemungkinan bunga yang diterapkan lebih tinggi.

Apalagi, jika obligasi sudah jatuh tempo dan perusahaan gagal bayar, pilihannya hanya menerbitkan obligasi baru dengan bunga lebih tinggi.

Apabila menggunakan opsi right issue di pasar modal, BUMN tetap punya batasan menjual saha ke publik, yakni hanya 50% saja.

Dahlan juga menyimpulkan bahwa perkiraan kinerja keuangan BUMN Karya merosot disebabkan oleh kemakan bunga yang tinggi itu sendiri.

banner 300x250

Related posts

banner 300x250