Havana88- Paul Pogba adalah mahakarya Juventus dalam hal bisnis. Mereka mengontraknya dari Manchester United secara gratis, mengasah bakatnya, lalu menjualnya ke Old Trafford seharga 105 juta euro.
Juventus mengontrak Pogba saat usianya belum genap 20 tahun. Saat itu, sang gelandang enggan memperpanjang kontrak karena Sir Alex Ferguson tidak bisa menjamin waktu bermain regulernya.
Bianconeri sebenarnya sama. Trio Andrea Pirlo, Arturo Vidal dan Claudio Marchisio sudah akrab di lini tengah dan Antonio Conte diketahui tidak suka menggunakan pemain muda. Namun suatu hari, dia terpaksa memainkan Pogba.
Secara berkala, Conte mulai memberikan kesempatan kepada Pogba untuk tampil. Dalam kesempatan tersebut, pemain berdarah Prancis itu menunjukkan potensinya dan mengasah kemampuan bermainnya.
Keuntungan Terbesar di Dunia Sepak Bola
Pada 2016, atau empat musim setelah meninggalkan Old Trafford, Pogba ‘selesai’. Visi permainannya, kekuatan dan kemampuannya untuk menembak jarak jauh membuatnya menjadi idola bagi para penggemar Juventus. Ia bahkan dipercaya memakai nomor 10 setelah Carlos Tevez.
Pada saat itulah, Manchester United datang untuk membawanya kembali ke Inggris. Tentu saja mereka tidak bisa mendapatkannya lagi secara gratis. Setelah negosiasi, Manchester United dan Juventus menyepakati transfer senilai 105 juta euro.
Laba bersih Juventus sebesar 105 juta euro. Dalangnya siapa lagi kalau bukan Giuseppe Marotta yang kini mengisi jabatan direktur di Inter Milan. Ia percaya bahwa tidak ada keuntungan yang lebih besar dari itu di dunia sepakbola.
“Itu adalah operasi terbesar, terutama karena kami merekrut Pogba secara gratis, jadi itu adalah keuntungan terbesar yang pernah dilihat di dunia sepakbola,” kata Marotta seperti dikutip Football Italia.
Perbedaan dulu dan sekarang
Di tahun yang sama, Juventus mendatangkan Gonzalo Higuain dari Napoli seharga 90 juta euro. Dapat disimpulkan bahwa kedatangan striker Argentina itu dibiayai oleh kepergian Pogba, itupun masih ada sisa.
“Tahun kami menjual Pogba seharga 105 juta euro plus bonus 10 juta euro dan mengontrak Gonzalo Higuain adalah kesepakatan terbaik saya,” kata Marotta lagi.
Marotta tidak memungkiri bahwa sepak bola kini menjadi arena bisnis, bukan lagi saluran semangat pemiliknya. Berbeda dengan era ketika sosok seperti Massimo Moratti dan Silvio Berlusconi masih memimpin Inter Milan dan AC Milan.
“Situasinya sudah berubah, lebih ke model bisnis. Keluarga Zhang (pemilik Inter) menginvestasikan 600 juta euro untuk Inter, tetapi setelah krisis Covid, kami juga harus memprioritaskan aspek bisnis,” pungkasnya.