Hari Kartini Diperingati dengan Menari Selama 7 Jam Non-stop

  • Whatsapp
Hari Kartini Diperingati dengan Menari Selama 7 Jam Non-stop
banner 300x250

Havana88 – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, enam penari dari Sanggar Luar Angkasa Seni Bongkeng menggelar aksi tari tujuh jam non stop di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir Djuanda, Kabupaten Bandung, Rabu (21/4).

Mereka mencoba menghadirkan sosok Raden Ajeng Kartini dalam bahasa tari berjudul ‘Bangkit Bersama di Masa Pandemi’.

Read More

Dalam rangka memperingati Hari Kartini tahun ini, para seniman tari mencoba merespon dan menjelajah ruang publik Tahura Djuanda untuk dijadikan tempat berekspresi tubuh selama tujuh jam.

Melalui Seni Budaya Tarian kontemporer yang indah ini dibawakan oleh dua orang penari wanita dan empat orang penari pria. Khusus untuk wanita, mereka memakai kebaya. Direktur Ruang Seni Sanggar Bongkeng Deden Tresnawan mengatakan tujuan diadakannya tarian nonstop tujuh jam ini untuk mengingatkan publik akan sosok Kartini.

Menurutnya, Kartini adalah sosok wanita yang pantang menyerah dan berjuang dalam emansipasi wanita Indonesia.

Nilai perjuangan ini kini perlu dilanjutkan dengan kondisi melawan pandemi Covid-19. Dalam rangka memperingati Hari Kartini, enam penari dari Sanggar Luar Angkasa Seni Bongkeng menggelar tarian non stop selama tujuh jam di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir Djuanda, Kabupaten Bandung, Rabu (21/4).

Space menggelar aksi menari tujuh jam non stop di kawasan Taman Hutan Raya Ir Djuanda (Tahura), Kabupaten Bandung, Rabu (21/4).

“Pesan (Kartini) saat ini jangan menyerah karena setelah pandemi ini kita harus bangkit. Jadi Kartini hari ini adalah kita yang tidak bisa menyerah sama sekali dengan keadaan,” kata Deden.

Deden menerangkan, kegiatan menari dilakukan guna untuk memperingati Hari Kartini biasanya dan biasa digelar selama 21 jam tanpa berhenti.

Namun, kegiatan menari tahun ini berlangsung di tengah Ramadhan. Atas kesepakatan bersama, kegiatan itu dilakukan selama tujuh jam.

“Setiap hari besar kami mengadakan acara termasuk Hari Kartini. Awalnya setiap Hari Kartini, kami melakukan tarian nonstop selama 21 jam, namun sejak bulan Ramadhan kami menyesuaikan diri dengan kondisi anak-anak dan mereka. melakukan tujuh jam, “katanya.

Adapun penari dari berbagai daerah, lanjut Deden, bebas memberikan interpretasi baru terhadap sosok Kartini melalui ekspresi gerak dan bunyi.

“Kami mempersilakan mereka mengekspresikan tarian dengan tema yang diangkat yaitu Bangkit Bersama Saat Pandemi. Secara umum mereka memperagakan tari kontemporer dengan ekspresi masing-masing personel,” ucapnya.

Mahaika Umiyati Putri Sabana (20), salah satu penari, memandang Kartini bukan sekadar pahlawan. Berbeda dengan perempuan Jawa saat itu, menurut Mahaika, Kartini menulis surat kepada teman-temannya di Belanda.

“Kartini adalah pahlawan wanita yang patut dibanggakan. Dia adalah wanita yang memiliki nilai ketangkasan dan sekaligus mengangkat status wanita,” ucapnya.

Mahaika berharap perempuan masa kini mampu meniru ruh Kartini saat itu. Wanita pun memiliki peran penting dalam kehidupan saat ini. Melalui dia kita tahu bahwa perempuan tidak bisa diinjak-injak oleh harga dirinya dan memiliki harga diri di depan laki-laki, katanya.

banner 300x250

Related posts

banner 300x250