Havana88 – Seorang ibu hamil 7 bulan meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena terlambat mendapat oksigen. RSUD Dompu memberikan penjelasan.
Kepala Bagian Pemasaran dan Humas RS Dompu Ida Fitriyani membenarkan ibu hamil itu meninggal karena terlambat mendapat perawatan. Selain itu, lanjutnya, ibu hamil juga terlambat dirujuk ke rumah sakit.
“Yang jelas delay, tapi sebenarnya penanganan dan rujukannya terlambat,” ujarnya saat ditemui di RSUD Dompu, Rabu (28/7/2021).
Dikatakannya, pasien ibu hamil tersebut datang ke RSUD Dompu pada Kamis (22/7) sekitar pukul 02.30 WITA. Sebelumnya, korban dirawat di RS Pratama sejak Selasa (20/7).
Selama dua hari di RS Pratama, saturasi oksigennya turun hingga 58 persen. Selama di RS Dompu, kejenuhan kembali turun.
Selain itu, kondisi pasien diperparah dengan kondisinya, yaitu komorbid obesitas dan lain-lain, saat ia hamil. Dia mengalami sesak napas yang parah.
Makanya, dimaksud di sini, dua hari di Pratama, sehari di sini. Dia datang desaturasi 14:30 dengan 55 persen. Dalam segala keadaan sangat sulit bagi kami untuk meng-up lebih banyak oksigen, apalagi dengan keterbatasan oksigen kami saat ini. ,” dia berkata.
“Kami tidak memungkiri bahwa oksigen kami sangat-sangat terbatas,” lanjutnya.
Fitriyani menjelaskan, kemampuan RS Dompu memproduksi oksigen hanya 27 tabung per hari ditambah surplus dari Kota Mataram.
“(Produksi) 27 tabung oksigen per hari kita rawat rata-rata 40-50 pasien. Yang sesak napas terberat bisa membutuhkan oksigen hingga 8 tabung per hari. dihitung kekurangan oksigen, tapi ada skala prioritas, berat dan sedang,” jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, RSUD Dompu membutuhkan 60-70 tabung oksigen per hari. Karena kelangkaan ini, rumah sakit juga kesulitan merujuk pasien ke Sumbawa dan Mataram karena krisis oksigen. Dan ini sudah berlangsung selama 2 minggu karena meningkatnya jumlah kasus dan jumlah pasien.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang ibu hamil di Kabupaten Dompu, NTB, meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit. Nyawanya tidak bisa diselamatkan setelah mengalami sesak napas dan terlambat diberi oksigen.
Wanita yang berasal dari Desa Doro Kobo, Kecamatan Kempo itu meninggal dunia setelah dirawat selama dua hari di RS Dompu. Kepala Desa Doro Kobo, Muhammad Taufik membenarkan warganya meninggal karena kekurangan oksigen.
“Karena keterlambatan oksigen yang diberikan. Oksigen dan ketersediaan obat sesak napas juga tidak tersedia di rumah sakit. Mereka tidak punya obat dan baru sekarang akan dipesan ke Bali,” kata Taufik saat dihubungi AFP, Selasa (27/7).
Taufik menjelaskan, awalnya korban dilarikan ke RS Pratama Manggelewa dengan keluhan sesak napas dan dirawat selama dua hari. Karena kondisinya yang semakin memburuk, korban akhirnya dirujuk ke RSUD Dompu.