Havana88 – Politik, Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri dalam acara pagelaran An Exotic Journey to Nusantara Karya Samuel Wattimena, Sabtu (27/3), memuji industri kreatif Indonesia yang kini menjadi salah satu penyangga ekonomi nasional.
Dulu, sektor ekonomi kreatif masih dipandang kecil dan bersifat sampingan, kini semuanya telah berubah. Ekonomi kreatif berhasil menunjukkan potensinya untuk menjadi kekuatan ekonomi tangguh, serta mampu menjadi salah satu penyangga perekonomian nasional.
Sebagai bukti, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengungkapkan, sub sektor fesyen berkontribusi besar dalam PDB ekonomi kreatif Indonesia yang mencapai 41,4 persen. Ini lebih tinggi daripada kuliner serta kriya yang berkontribusi di bawah 20%.
Bahkan, Megawati menjelaskan bahwa Indonesia berada pada posisi ketiga, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang memiliki kontribusi ekonomi kreatif besar bagi perekonomian nasional.
Fesyen Indonesia berkaitan dengan wastra atau kain tradisional. Menurutnya, wastra nusantara dalam setiap helai benang serta bubuhan motifnya adalah karya yang memiliki ciri khas, simbol, warna, ukuran hingga material dipengaruhi kultur sosial masyarakat Indonesia.
Ketua Umum PDI Perjuangan ini menyinggung salah satu fesyen, yaitu batik. Ia menuturkan bahwa pengrajin batik sudah tumbuh subur di berbagai daerah. Bahkan, dari tahun ke tahun batik selalu mengalami perkembangan.
Sepanjang sejarah, perkembangan batik Indonesia dipengaruhi juga oleh para pedagang asing serta para pendatang. Dari berbagai sumber menyebutkan, batik Indonesia berhasil mencapai puncak kreativitas pada tahun 1890 sampai 1910. Di jaman itu, telah muncul beragam batik, yakni batik Belanda, batik Cina, dan batik Hokokai.
Samuel Wattimena: Produk Lokal Tak Kalah dari Negara Maju
Sekitar tahun 1955, presiden Soekarno mendorong terciptanya gaya batik baru, yaitu batik Indonesia. Disini, bung karno ingin menampilkan nilai seni budaya sebagai jati diri bangsa.
Akhirnya, batik menjadi warisan budaya dunia milik Indonesia setelah ditetapkan oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Dan pada tanggal itulah, pemerintah Indonesia memutuskannya menjadi Hari Batik Nasional yang selalu diperingati setiap tahun.
Sementara itu, Samuel Wattimena, seorang perancang mode yang fokus pada kain nusantara sangat yakin bahwa produk lokal Indonesia bisa mendunia.
Karya lokal tidak akan kalah dengan produk-produk negara maju. Buktinya, ia bersama The Palace berhasil merancang perhiasan yang tentunya banyak mengangkat kearifan lokal.
