Havana88 – Juru bicara Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Fadjroel Rachman, mengatakan pengetatan mudik Lebaran 2021 itu karena pembelajaran pemerintah dari lonjakan kasus Covid-19 di India.
Untuk itu, pemerintah memperketat jalur perjalanan domestik sebelum dan sesudah kebijakan pelarangan mudik.
“Kenapa lebih banyak pra-pengetatan, pelarangan dan pasca-pengetatan? Pemerintah sudah belajar dari kasus India yang mengalami periode Covid-19 kedua,” kata Fadjroel dalam video di Instagram miliknya @fadjroelrachman, Jumat (23/9). 4/2021).
Ia mengatakan peningkatan kasus Covid-19 di India dalam sehari mencapai 295.041. Tak hanya itu, India juga mencatatkan 2.022 korban tewas dalam satu hari. Lonjakan ini terjadi karena mobilitas atau pergerakan orang yang tinggi.
Dengan demikian, pemerintah sudah melakukan penghapusan serta pengetatan mudik lebaran 2021 agar Indonesia tidak senasib dengan Negara India. Artinya pemerintah mengambil keputusan pra-pengetatan, ada larangan pada 6-17 Mei, lalu ada pasca-pengetatan, kata Fadjroel.
Sebelumnya, pemerintah memperketat mobilitas masyarakat menjelang mudik Lebaran untuk menekan penyebaran virus Covid-19.
Pembatasan ini tertuang dalam Addendum Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 tentang Penghapusan Idul Fitri 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Penyakit Virus Corona 2019 (Covid-19) selama Ramadhan 1442 Hijriah.
Aturan ini berlaku mulai 22 April 2021-5 Mei 2021 dan 18 Mei-24 Mei 2021. Dalam addendum ini, sejumlah syarat perjalanan harus dipenuhi oleh masyarakat.
Misalnya membawa hasil negatif dari uji RT-PCR atau uji antigen cepat atau menunjukkan hasil negatif dari uji GeNose C-19 sebagai syarat perjalanan.
Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik Lebaran 2021 bagi seluruh masyarakat yang berlaku mulai tanggal 6-17 Mei 2021.
Kebijakan pelarangan mudik ini tetap diberlakukan meski ada regulasi yang memperketat.