Havana88 – Kekacauan perihal vaksin Nusantara buatan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto masih terus berlanjut. Keputusan yang dibuat sejumlah anggota DPR yang menjadi relawan dalam pengembangan Vaksin Nusantara menuai sorotan.
Awal mula kekacauan ini dimulai setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM menilai bahwa hasil uji klinik fase I vaksin Nusantara tidak memenuhi syarat dengan standar dari Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB) atau disebut juga Good Clinical Practice (GCP). Maka dari itu, BPOM menyarankan untuk lakukan uji ulang vaksin Nusantara dari tahap praklinis hewan.
Tetapi bukannya dihentikan, para anggota DPR beramai-ramai ikut serta dalam pengambilan sampel darah yang dilakukan di RSAD Gatot Soebroto, Jakarta, pada hari Rabu (14/4).
Melki Laka Lena selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR berpendapat semua fraksi di komisi IX mendukung dalam pengembangan vaksin Nusantara tersebut.
Di sisi lain juga, kemarin Indonesia juga baru tiba bahan vaksin Sinovac di Bandara Internasional Soekarno Hatta, yang berasal dari China Sinovac sebanyak 6 juta bahan untuk kali kedelapan, Minggu (18/8).
Budi mengatakan dalam konfrensinya yang ditayangkan di Youtube, Minggu (18/4), bahwa sampai sekarang sudah sebanyak 140 juta bahan vaksin Sinovac yang didatangkan ke Indonesia. Sedangkan vaksin yang dihasilkan sudah sebanyak 20 juta.
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan saat ini juga mengatakan pihaknya akan mengejar target vaksinasi yang ditujukan untuk para lansia hingga Lebaran pertengahan Mei nanti. Hal ini dimaksudkan guna untuk menekan potensi kebocoran pada saat perayaan Idul Fitri, karena ia juga ragu mampu membendung 100 persen mobilitas warga untuk mudik saat lebaran.
“Kita nggak tahu di Lebaran ini apakah kita benar-benar 100 persen bisa menahan mobilitas, tapi dugaan saya tetap pasti akan ada yang bocor,” ujar Menteri Kesehatan tersebut dalam webinar, Minggu (18/4).
Budi juga mengatakan bahwa sampai kemarin, Minggu (18/4) jumlah warga yang sudah divaksin mencapai 16,5 juta dari targetnya 181,5 juta. Jumlah tersebut terdiri dari vaksinasi tahap pertama 16,5 juta dan vaksinasi tahap kedua 5,9 juta.
Pihaknya juga mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan target vaksinasi harian hingga mencapai 1 juta pada Juli-Agustus. Upaya itu dilakukan guna mengejar target vaksinasi yang direncanakan selesai akhir 2021.