Havana88detik – Beberapa pemilik klub tari striptis menggugat pemerintah Kota New York, Amerika Serikat, karena masih terpaksa tutup saat terjadi pandemi.
Mereka berargumen bahwa pemerintah Kota New York tidak adil karena klub yang menyajikan atraksi penari telanjang harus ditutup, meskipun bar yang diisi dengan pertunjukan musik dan tempat perjudian diizinkan untuk dibuka.
Dilansir Associated Press, Jumat (19/3), gugatan tersebut antara lain dilayangkan oleh pemilik klub strip Starlet’s, Sugar Daddy’s, dan Gallagher’s 2000 yang berada di Queens. Mereka mengatakan keputusan pemerintah kota untuk tidak mengizinkan mereka beroperasi melanggar Amandemen Pertama dan ke-14 atas Konstitusi AS.
Juru bicara Kantor Gubernur New York Jack Sterne mengatakan gugatan yang diajukan oleh pemilik klub telanjang sama dengan merusak protokol kesehatan berdasarkan studi ilmiah.
“Meskipun kami berusaha untuk menghidupkan kembali ekonomi secepat mungkin, studi ilmiah dan data menunjukkan bahwa tempat hiburan yang menawarkan pertunjukan tari erotis tidak disertakan,” kata Sterne dalam sebuah pernyataan.
Gugatan juga tidak termasuk soal kompensasi. Mereka mengatakan empat klub dansa erotis di Queens siap untuk melanjutkan operasi sejak awal pandemi.
Para pemilik klub menyatakan siap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti kewajiban memakai masker, memeriksa suhu tubuh, menjaga jarak dan secara berkala membersihkan semua permukaan di klub hingga peralatan elektronik dengan cairan desinfektan.
Menurut gugatan tersebut, 41 negara bagian di AS telah mengizinkan klub dansa eksotik untuk kembali beroperasi selama pandemi.