Komedian Kiky Saputri baru -baru ini menyentil ucapan presiden Jokowi dalam cuitan di Twitter. Kiki curhat pengalaman tak menyenangkan mertuanya berobat di faskes Indonesia. Hal ini merupakan respon pada pernyataan Presiden Jokowi soal orang Indonesia rajin berobat ke rumah sakit di luar negeri.
Pada akun Twitternya, Kiky Saputri menjelaskan sang mertua pernah mengalami pendengaran terganggu dan sakit telinga. Saat memeriksakan diri ke salah satu dokter di rumah sakit, dokter mengatakan sang mertua mengalami stroke telinga. Namun sang mertua yang kurang puas lalu berobat ke dokter di Singapura.
“Disuntik dalamnya malah makin parah pendengarannya. Akhirnya ke RS Spore dan diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga dan sekarang udah sembuh. Kocak ‘kan?” tulisnya melalui akun @kikysaputrii, seperti ditulis Viral Info, Kamis (09/3/2023).
Pernyataan ini dilontarkan Kiky Saputri sembari mengunggah screen capture berita tentang pernyataan Presiden Joko Widodo soal warga Indonesia yang lebih senang berobat ke luar negeri. Di berita, Jokowi menyinggung hampir 2 juta warga Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahun.
“Hampir 2 juta orang Indonesia masih memilih berobat ke luar negeri setiap tahun. Kurang lebih 1 juta ke Malaysia, 750 ribu ke Singapura sisanya ke Jepang, Amerika, Jerman, dll,” tulis Jokowi dalam berita itu.
Respon Dokter Tirta Sola Cuitan Kiki Saputri
Cuitan Kiky Saputri itu kemudian viral dan mengundang reaksi banyak orang. Termasuk dokter Tirta yang juga dikenal sebagai influencer di bidang kesehatan. Melalui twitnya, dokter Tirta justru menyampaikan terima kasih kepada Kiky Saputri.
“Jadi secara umum saya justru berterima kasih kepada mbak @kikysaputrii dan teman teman sekalian. Karena kritik dari pasien adalah bentuk salah satu kepedulian agar saya bisa lebih maju nantinya sebagai dokter. Terimakasih,” tulis dokter Tirta pada Rabu (8/3/2023).
Dokter Tirta menganggap apa yang disampaikan Kiky Saputri itu sepatutnya dijadikan kritik untuk para tenaga medis di Indonesia. Tujuannya agar para dokter mengevaluasi diri dan melakukan perbaikan.
“Ini sebagai auto kritik (kritik kepada diri sendiri. Termasuk saya sendiri) Supaya saya tetap bisa menjaga kualitas komunikasi, edukasi dan pelayanan. Meski klinis / non klinisi, kita tetap harus rutin belajar,” tulis dokter Tirta.
Dr Tirta juga menegaskan para tenaga medis perlu lebih menerapkan manajemen hubungan pasien alias customer relationship. Menjaga hubungan baik dapat membangun kepercayaan pasien.
Sebab menurut dokter Tirta salah satu faktor banyak pasien di Indonesia lebih memilih untuk pergi ke rumah sakit di luar negeri karena faktor kepercayaan.
Kenapa rs luar negeri dipuji begitu? Ya karena “trust”. Customer relationship nya = bagus. Ketika orang trust = maka pasien akan lebih percaya dan optimis sembuh. Materi mengenai “customer relationship” aja bahkan dibahas sendiri di matkul s2 marketing lho,” tutup dokter Tirta.
Terpisah dr Ahmad Wahyudin SpTHT, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan dari Primaya Hospital Depok mengatakan stroke telinga tidak ada dalam dunia medis. tetapi orang awam mungkin menyebut demikian karena penyakit ini berhubungan dengan saraf pendengaran.