Havana88detik – Untuk pertama kalinya Meghan Markle mengungkapkan perasaannya usai meninggalkan keluarga kerajaan kepada Oprah Winfrey, Minggu (7/3/2021). Dalam wawancara tersebut, Meghan mengungkapkan secara emosional bahwa dia ingin bunuh diri saat mengandung Archie.
“Saya ingin hidup lagi, dan itu adalah pemikiran konstan yang sangat jelas dan nyata dan menakutkan. Saya ingat, dia (Pangeran Harry) baru saja memeluk saya,” kata Meghan Markle.
Selama menjadi Duchess, Meghan Markle kerap diberitakan secara negatif oleh media Inggris. Belum lagi, istana tidak menerimanya dengan baik.
Mantan aktris berusia 39 tahun itu menjelaskan bahwa keluarga kerajaan mengambil paspor, kunci, dan SIM ketika menikah dengan Harry. Meghan Markle menerima banyak hal buruk yang membuatnya sangat stres bahkan depresi.
Meghan menyadari bahwa dia membutuhkan pertolongan klinis karena dia sudah berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Bintang serial ‘Suit’ itu kemudian bertanya kepada seorang bangsawan senior tentang kemungkinan mencari perawatan rawat inap. Namun, idenya ditolak. Alasannya karena tidak akan baik untuk institusi.
Pada sebuah acara di Royal Albert Hall pada 2018, Meghan Markle tidak sehat secara mental. Pangeran Harry memintanya untuk tidak datang ke acara tersebut, namun saat itu Meghan mengaku sangat takut jika ditinggal sendirian.
Ternyata ada momen dramatis saat peristiwa itu berlangsung. Saat lampu aula padam, Meghan menangis. Sementara sang suami meraih tangan Meghan, berusaha menenangkannya.
Oprah kemudian bertanya kepada Harry bagaimana perasaannya ketika Megan mengatakan kepadanya bahwa dia ingin bunuh diri. Adik Pangeran William menjawab bahwa dia malu untuk mengaku kepada keluarganya.
“Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku takut, aku belum siap untuk itu, aku juga di tempat ‘gelap’,” kata Harry, yang saat itu merasa tertekan.
Oprah melanjutkan pertanyaannya ke Day apakah dia telah berbicara dengan keluarga kerajaan tentang situasi kesehatan mental Meghan Markle.
“Tidak, itu bukan percakapan yang bisa dilakukan. Saya pikir saya malu untuk mengakuinya kepada mereka. Saya tidak tahu apakah mereka memiliki perasaan atau pikiran yang sama. Ini adalah lingkungan yang sangat menjebak bagi mereka,” kata Pangeran. Harry.
“Keluarga (kerajaan) memiliki mentalitas, ‘ya ini dia, kamu tidak bisa mengubahnya, kita semua sudah mengalaminya.’ Tetapi yang berbeda di sini adalah elemen rasa. Ini memicu percakapan dengan keluarga dan staf pengadilan, di mana saya berkata: ‘Ini tidak akan berakhir dengan baik,’ “tambah Harry.