Havana88- Ketua DPR RI Puan Maharani mengenakan busana adat Bundo Kanduang asal Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Upacara HUT RI ke-76 di Istana Merdeka, Selasa (17/8/2021).
Pilihan busana adat Puan Maharani menarik perhatian publik. Pengamat politik Adi Prayitno menilai Puan berusaha menyampaikan pesan perdamaian kepada masyarakat Sumbar, setelah beberapa waktu lalu pernyataannya terkait tidak adanya pancasilas menuai polemik.
Puan ingin menyampaikan ‘pesan perdamaian’ kepada masyarakat Sumbar yang beberapa waktu lalu disibukkan dengan kritikannya. Apalagi yang dikenakannya adalah pakaian adat, simbol kebesaran dan kemegahan wanita-wanita nusantara. Sumbar,” kata Adi saat dikonfirmasi, Selasa (17/8/2021).
Adi mengatakan Puan berusaha merebut hati masyarakat Sumbar yang tersakiti dengan ucapan Puan.
“Puan ingin merebut hati masyarakat Sumbar pasca kisruh beberapa waktu lalu. Selain itu, Puan ingin menegaskan bahwa perempuan tidak bisa lagi dipandang sebelah mata, tetapi perempuan juga dapat memberikan kontribusi penting bagi kehidupan bangsa dan negara. negara,” katanya.
Berujung Menarik elektabilitas
Sementara itu, menurut pengamat politik Pangi Syamwri Chaniago, Puan pernah menyakiti suku Minang, itulah yang mendorong Puan untuk mencoba merebut hatinya kembali melalui diplomasi pakaian adat.
“Puan pernah bilang minang bukan pancasila, tentu ini luka bagi orang minang, walaupun bisa dimaafkan tapi masih ada bekasnya. kembalikan empati masyarakat Sumbar, berbuat kesalahan dan berusaha kembali eksis di hati masyarakat Minang,” ujarnya.
Namun, kata dia, apa pun yang dipilih politisi, pada akhirnya akan menarik elektabilitas. “Apapun nama kegiatan yang dilakukan politisi bukan kekosongan kosong, selalu ada kegiatan politisi dengan bonus insentif elektoral di akhir lagu,” pungkasnya.
