Havana88 – Menlu Retno Marsudi mengungkapkan, awalnya proses evakuasi WNI dari Afghanistan menggunakan pesawat sipil, bukan pesawat militer milik TNI AU. Namun, itu tidak terjadi karena beberapa alasan. Apa alasannya?
“Rencana evakuasi ini dirancang beberapa hari. Awalnya evakuasi direncanakan menggunakan pesawat Citilink, namun di tengah jalan rencana harus disesuaikan karena kondisi lapangan yang berubah-ubah,” kata Retno saat konferensi pers, Sabtu (21/1). /8/2021).
Retno mengatakan, penjemputan WNI menggunakan pesawat militer itu sudah sesuai dengan koordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Ia mengatakan Kemlu berkoordinasi dengan semua pihak untuk proses penjemputan WNI.
“Sesuai koordinasi dengan Panglima TNI, menggunakan pesawat militer. Dalam persiapan, koordinasi dilakukan dengan pihak terkait,” katanya.
Retno mengatakan ada 26 WNI yang dievakuasi termasuk staf KBRI. Selain itu, ada juga 5 warga negara Filipina dan 2 warga Afghanistan yang juga dievakuasi dari Afghanistan. Ke-2 warga Afghanistan tersebut merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI.
“Dalam misi evakuasi ini juga lima warga Filipina yang dimintakan bantuan oleh pemerintah untuk diangkut dalam misi evakuasi Indonesia. Bantuan untuk membawa orang asing dalam misi evakuasi ini bukan yang pertama kali dilakukan, ini merupakan kewajiban kemanusiaan yang harus dilakukan. ,” kata Retno.
Terakhir, Retno juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses evakuasi. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada negara-negara sahabat atas kerjasamanya.
“Dan pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang diberikan oleh pemerintah dan otoritas India, Sri Lanka, Pakistan, Amerika Serikat, Turki, Norwegia dan Belanda,” pungkasnya.