Havana88 – Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas mewaspadai potensi gempa megathrust selatan Jawa yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Menurut Heri, gempa tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar dan saat ini berada pada akhir siklus gempa.
Berdasarkan data Global Navigation Satellite System (GNSS) terkonfirmasi adanya akumulasi energi di bagian megathrust Selat Sunda hingga Pelabuhan Ratu dan selatan Parangtritis hingga selatan pantai Jawa Timur, jelas Heri. .
Dari hasil pemodelan, magnitudo gempa yang dapat terjadi mencapai magnitudo (M) 8,7 hingga 9,0 dan dapat diikuti gelombang tsunami setinggi 20 meter.
Gelombang tsunami bisa mencapai pantai Jakarta dengan ketinggian 1 meter hingga 1,5 meter. Ketinggian ini relatif lebih kecil dari potensi tsunami yang bisa terjadi di bagian selatan.
“Namun faktanya saat ini wilayah pesisir Jakarta sudah berada di bawah laut hingga minus 1-2 meter, artinya potensi tsunami akan semakin besar,” kata Heri dalam keterangan yang diterima detik.com. beberapa waktu lalu.
Berdasarkan hasil simulasi model, run-up tsunami dapat mencapai sebagian besar wilayah Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua hingga Gajah Mada. Bahkan jika kita melihat lebih detail pada modelnya, tsunami hampir menyentuh Istana.
Menurut dia, pemodelan tersebut menyiratkan bahwa tanggul pantai atau laut di Jakarta akan memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya mencegah banjir rob, tetapi juga melindungi Jakarta dari tsunami.
“Untuk itu, kita harus mendukung pemerintah dalam mempercepat upaya pembangunan tanggul di sepanjang pantai Jakarta. Fakta ini harus diungkap, meski terkesan menakutkan,” kata Kepala Badan Penelitian Bencana IA-ITB itu.
Selain itu, Heri juga mengatakan bahwa pemerintah harus mulai mengintensifkan pendidikan dan simulasi kebencanaan bagi masyarakat secara lebih teratur. Kemudian menyediakan jalur evakuasi dan shelter bagi warga untuk berteduh.
“Kalau bisa membangun tanggul penahan tsunami seperti di Jepang, ya bisa. Tapi biayanya mahal dan kita belum ke sana. Itu tanggul berlapis. Yang terbaik adalah mengedukasi masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Heri juga mengajak seluruh masyarakat dan berbagai pihak untuk menyikapi segala kemungkinan dengan bijak dan waspada.
“Gempa bumi dan tsunami merupakan bencana alam yang hampir mustahil untuk kita cegah, kecuali dengan doa. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita mempersiapkannya,” pungkasnya.