Havana88 – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mulai menyalurkan bantuan tunai kepada ribuan warung kecil dan pedagang kaki lima. Mereka yang menerima bantuan adalah mereka yang terkena dampak PPKM Darurat.
Pemkab Banyuwangi juga mengalokasikan sembako bagi warga yang membutuhkan, yang disalurkan secara bertahap, melengkapi berbagai skema bantuan dari pemerintah pusat.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berkeliling ke sejumlah PKL dan pedagang kecil yang sudah terdaftar di sejumlah kecamatan, sembari menyerahkan bantuan tunai. Ipuk juga mengingatkan semua orang untuk selalu mengikuti protokol kesehatan.
“Assalamualaikum. Maaf mengganggu sebentar. Apa kabar? Ini selalu pakai masker saat berjualan kan?,” kata Ipuk kepada seorang pedagang kaki lima bernama Subhan, Minggu (18/7/2021) malam.
“Alhamdulillah ya Bu, selalu pakai masker,” jawab PKL.
“Masak? Mungkin karena ketemu, saya baru bilang, mungkin setelah ini topengnya dilepas. Semua orang sudah tahu kenapa kamu tampan, jadi enggak perlu buka topengnya Pak, kalau dijual,” kata Ipuk, disambut gelak tawa pedagang kaki lima dan sejumlah pembeli.
Ipuk kemudian menjelaskan bahwa program bantuan dari Pemkab Banyuwangi sebesar Rp. 300 ribu per PKL atau warung kecil. “Mau atau tidak? Tapi ada syaratnya lho,” kata Ipuk.
“Apa syaratnya Bu?” kata pedagang kaki lima.
“Syaratnya mudah. Selalu patuhi protokol kesehatan, selalu pakai masker. Janji ya?” kata Ipuk yang kemudian menyerahkan bantuan tunai tersebut.
Ipuk juga menemui penjual pentol, Arman, yang mengeluhkan penjualannya menurun. Biasanya dia bisa jual sampai 15 kilogram, tapi karena PPKM Darurat hanya 3 kilogram. “Turun sangat drastis,” kata Arman.
Para pedagang kaki lima dan warung-warung kecil juga mengeluhkan hal yang sama, mengingat jam operasional mereka terbatas. “Biasanya saya jual jamu sampai pukul 22.00 WIB, tapi sekarang sudah pukul 20.00 WIB. Penghasilan saya berkurang sangat banyak,” kata Anwar, seorang penjual jamu.
Ipuk meminta PKL dan warung-warung kecil untuk tidak melihat nilai bantuan tersebut. Program ini merupakan bentuk solidaritas untuk membantu para pelaku usaha ultra mikro dengan tetap menjaga dukungan ekonomi warga.
“Target kami lebih dari 3.000 warung dan pedagang kaki lima. Seperti PKL nasi goreng, gorengan, warkop kecil, dan lain-lain. Jam operasionalnya dibatasi, juga tidak boleh makan dan minum di tempat. Hari ini bertahap. lanjutkan besok dan kemudian terus didistribusikan,” katanya.
Ipuk menambahkan, nilai bantuan yang direncanakan sebesar Rp. 300 ribu per toko kecil atau pedagang kaki lima. Namun, ia menyadari nilai tersebut belum tentu bisa menutupi potensi kerugian omzet para pelaku usaha ultra mikro tersebut. “Tapi setidaknya mudah-mudahan bisa membantu,” kata Ipuk.
Ia menambahkan, selain pedagang kaki lima dan pelaku usaha kecil, bantuan untuk seniman, pariwisata, penyandang disabilitas, jasa transportasi, dan kebutuhan warga pada umumnya juga disiapkan, dengan pemberian sembako yang mulai disalurkan secara bertahap pada pekan ini.
“Jadi begini, dari pemerintah pusat ada bansos tunai, bantuan pangan non tunai, PKH, dana desa BLT, dan sembako juga. Sekarang Pemkab Banyuwangi juga menyediakan sembako, sudah kami siapkan. Terakhir Minggu, hasil gotong royong ASN juga dibagikan hampir 54 ton beras,” kata Ipuk.