Havana88 – Petugas gabungan melakukan pemblokiran di jalur utama menuju Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Hal itu dilakukan karena dalam beberapa akhir pekan terakhir, banyak warga yang berwisata ke kawasan di lereng Gunung Merapi dan Merbabu.
“Hari ini kami melakukan pemblokiran jalan menuju Selo, karena diduga pada hari Jumat, Sabtu, Minggu banyak orang naik ke Selo untuk liburan. Jadi kami meminimalisir aktivitas masyarakat yang akan berwisata ke Selo,” kata Kepala Lalu Lintas Polres Boyolali AKP Yuli Anggraeni, di sela-sela kegiatan pemblokiran di sudut Ngarai Grawah, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Minggu (29/8/2021).
Pemblokiran dilakukan karena Boyolali masih berada di bawah PPKM level 4. Meski telah terjadi sejumlah pelonggaran aturan, pembatasan aktivitas masyarakat tetap dilakukan. Tempat wisata juga masih tutup.
“Jadi kita melakukan kegiatan isolasi di akhir pekan untuk menekan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Boyolali khususnya di tempat wisata. Hari ini kita melakukan isolasi di tiga titik menuju Selo,” ujarnya.
Isolasi dilakukan oleh tim gabungan dari Satpol PP, Kodim dan Polres Boyolali serta Satgas Covid-19. Pemblokiran jalan Boyolali-Magelang dilakukan di tiga titik. Yakni di sudut Ngarai Grawah, Cepogo dan di Desa Jrakah, Kecamatan Selo yang merupakan perbatasan wilayah Boyolali dan Magelang. Kemudian juga di Simpang PB VI Selo. Petugas juga berjaga di pojok Irung Petruk yang biasa digunakan wisatawan untuk beristirahat dan nongkrong.
Dalam kegiatan pemblokiran di sudut Ngarai Grawah, petugas memeriksa sepeda motor dan mobil pribadi yang melintas di jalan Boyolali-Magelang. Mereka ditanya dari mana penduduknya berasal dan apa yang harus pergi ke Selo.
Jika mereka adalah warga Selo atau penduduk lokal, maka mereka diperbolehkan untuk melanjutkan. Namun, jika mereka bukan warga Selo dan tujuan mereka ke Selo hanya untuk berlibur, mereka juga diminta untuk kembali. Dalam aktivitas pemblokiran di Ngarai Grawah ini, ratusan kendaraan dibolak-balik oleh petugas.
Tak hanya itu, dalam kegiatan isolasi ini, petugas dari Puskesmas juga melakukan tes swab antigen secara acak kepada pengguna jalan yang dihentikan.
Ada insiden selama blokade ini di Cepogo. Seorang remaja yang tidak terima dihentikan petugas, lalu menjadi marah. Pengendara sepeda motor remaja ini ternyata memiliki dokumen yang tidak lengkap. Tidak membawa STNK, motor tidak ada spion dan knalpot brong atau banyak bunyi. Pengemudi juga tidak memiliki SIM karena masih di bawah umur.
“Saya sempat dihentikan petugas, diminta berbalik, tapi malah marah dan melawan petugas. Akhirnya saya minta dibawa ke Polsek (Cepogo) terdekat,” jelas Yuli Anggraeni.
Masyarakat dihimbau untuk mematuhi peraturan pemerintah selama masa pandemi ini guna mengendalikan penyebaran virus Corona atau COVID-19. Masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan untuk menekan penyebaran COVID-19.