Havana88detik – Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak mengalami kecelakaan kemarin. Pesawat yang jatuh adalah Boeing 737-500 dan berusia 26 tahun.
Ketua Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja menilai usia pesawat tidak terkait dengan kelayakan terbang atau penyebab kecelakaan. Ia mengatakan, kelayakan terbang sendiri sudah dicek oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Tidak bisa, kalau saya bilang tidak bisa melihat secara prematur, kelayakan atau kelaikan udara tidak ditentukan oleh umur pesawatnya, artinya kalau masih operasional berarti masih laik terbang,” ujarnya kepada detikcom. Minggu (10/1/2021).
“Airworthy, dari pengecekan rutin yang dilakukan maskapai yang diinspeksi Kementerian Perhubungan atau autority, apakah pesawat itu laik terbang, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan umur pesawat kalau saya bilang,” jelasnya.
Ia menjelaskan, di Indonesia sendiri belum ada ketentuan mengenai batasan umur pesawat. Ia melanjutkan, jika ada yang menentukan itu adalah manufaktur.
Dalam flight worthiness ada beberapa aspek yang akan dikaji yaitu aspek operasional dan teknis.
“Airworthy itu dari tingkat keselamatan, secara teknis semua prosedur dilakukan tepat waktu. Dari segi operasional, aturan yang terkait dengan semua kegiatan operasional penunjang adalah crew, crew health, rating dan certificate dan lain sebagainya menjadi airworthy. Dari aktivitas pesawat, ”jelasnya.
Ia mengatakan, cukup banyak maskapai penerbangan yang menggunakan pesawat pada usia tersebut. Menurutnya, usia tersebut masih dalam batas usia produktif.
“Saya kira ada, banyak, ada beberapa, masih banyak yang dimanfaatkan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Pengamat Penerbangan Samudra Sukardi menilai tidak ada hubungan usia pesawat dengan kecelakaan tersebut. Meski, ia mengakui seiring bertambahnya usia, pesawat membutuhkan lebih banyak perawatan.
“Seharusnya tidak ada, jadi kalau usia pesawat bukan alasan untuk kecelakaan. Tapi harus dicek bahwa semakin tua pesawatnya, semakin banyak perawatan yang dilakukan. Tapi kalau sudah terbang, dia mau pesawat baru, kalau pesawat lama bersertifikat laik terbang dia memenuhi syarat. umur terbang tidak bisa dibedakan, ”ucapnya.
Ia mengatakan, dalam industri penerbangan itu sendiri, usia pesawat itu sendiri berpengaruh pada teknologi dan efisiensi pesawat.
“Jika pesawat muda memiliki teknologi yang lebih baru, biasanya teknologi yang lebih baru terkait dengan sistem kendali dan konsumsi bahan bakar yang lebih hemat,” jelasnya.