Polisi Mendalami Kasus Laskar FPI yang Tewas di Tol Cikampek

  • Whatsapp
Mobil ambulans yang membawa jenazah laskar Front Pembela Islam (FPI) memasuki Jalan KS Tubun, Jakarta, Selasa (8/12/2020).
banner 300x250

Havana88detik – Direktur Tindak Pidana Umum di Bareskrim Polri Brigjen Pol. Jenderal Andi Rian Djajadi mengatakan, penyidik ​​sedang menyelidiki CCTV yang dipasang di tol Jakarta-Cikampek dengan memeriksa Jasa Marga. Ini menyusul insiden yang mengakibatkan tewasnya 6 pasukan FPI.

“Ini masih bertambah. Saya update ada 35 (yang sudah dicek) tapi bertambah lagi. Ada, dari Jasa Marga,” kata Andi saat dikonfirmasi, Rabu (16/12/2020).

Read More

Andi mengatakan, pemeriksaan dilakukan kepada manajemen Jasa Marga untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, salah satunya terkait CCTV.

“Yang jelas yang bisa disampaikan kepada masyarakat adalah CCTV itu objek untuk dipelajari penyidik,” jelasnya.

Kendati demikian, Andi mengatakan pendalaman CCTV itu hanya satu poin. Pihaknya akan terus mengumpulkan dan mencari bukti untuk mengungkap kasus tersebut.

“Ya, kami sedang mencari bukti lain. CCTV hanya salah satunya. Kualitasnya hanya petunjuk,” jelasnya.

Terkait proses pemeriksaan, lanjut Lebib, Andi mengatakan pemeriksaan dilakukan di tempat Jasa Marga berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara penyidik.

“Ya, hasil kesepakatan kita dengan penyidik ​​Jasa Marga yang pergi ke sana,” ujarnya.

Penjelasan Jasa Marga tentang CCTV

Sebelumnya, Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengakui adanya gangguan rekaman pada CCTV di sepanjang jalan Tol Jakarta-Cikampek pada saat terbunuhnya enam personel FPI Laskar. Akibatnya, 23 CCTV mulai dari KM 49 – KM 72 tidak dapat merekam data dalam kurun waktu pembunuhan 6 personel FPI Laskar.

“Data tidak terkirim di 23 titik. Tidak ada pencatatan,” kata Subakti di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (14/12).

Subakti melanjutkan, Tim Jasa Marga ingin memperbaiki kerusakan yang terkait langsung dengan itu. Namun, hari itu hujan, jadi perbaikan tertunda.

“Karena mau memperbaiki hujan harus mendeteksinya dengan satu alat, jadi butuh waktu,” klaim Subakti.

Dengan gangguan selama beberapa jam, Subakti menegaskan, CCTV yang dimiliki tidak rusak melainkan hanya mengalami gangguan.

“Kalau kemudian CCTV kemudian dikabarkan rusak, sebenarnya tidak, CCTV kita berfungsi semua, kemarin kebetulan terganggu (KM 49-72), tapi di gerbang ada semua,” pungkasnya.

Sebagai informasi, pernyataan Subakti digali oleh Komnas HAM, guna menjelaskan peristiwa terkait tewasnya enam nyawa FPI Laskar yang diduga dilakukan oleh polisi dan pernah terjadi dugaan pelanggaran HAM di dalamnya.

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

banner 300x250

Related posts

banner 300x250