Havana88 – Pada Jumat (4/6), sore nilai tukar rupiah berada pada level Rp14.295 per dolar AS di perdagangan pasar spot.
Posisi ini menurun 10 poin atau 0,07 persen dari Rp. 14.285 per dolar AS pada Kamis (3/6). Sementara itu, kurs acuan Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.316 per dolar AS atau melemah dari Rp14.297 per dolar AS pada Kamis.
Di Asia, rupiah melemah bersama won Korea Selatan minus 0,25 persen, rupee India minus 0,19 persen, baht Thailand minus 0,1 persen, yuan China minus 0,09 persen, ringgit Malaysia minus 0,08 persen, dan dolar. Singapura minus 0,07 persen.
Namun dolar Hong Kong menguat 0,1 persen, yen Jepang 0,11 persen dan peso Filipina 0,18 persen. Sama seperti mata uang utama negara maju. Mayoritas melemah dari dolar AS. Dolar Kanada minus 0,14 persen, euro Eropa minus 0,11 persen, serta franc Swiss minus 0,1 persen. Sementara rubel Rusia mengalami stagnasi.
Hanya pound Inggris dan dolar Australia yang menguat, masing-masing 0,11 persen dan 0,03 persen. Analis dan Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Ascustombi mengatakan, rupiah melemah karena membaiknya data ekonomi di Amerika Serikat.
Misalnya, klaim pengangguran turun dari 405.000 menjadi 385 ribu. Kemudian, data tenaga kerja non pertanian AS meningkat menjadi 978 ribu. Hal ini membuat dolar AS berhasil menguat.
Ibrahim menuturkan bahwa Dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya dan mencapai (level) tertinggi setelah serangkaian data ekonomi yang kuat.
Hal ini juga membuat pasar kembali berharap bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve akan mengambil langkah pengetatan kebijakan moneter. Begitu juga dengan arah prospek perekonomian negeri Paman Sam ke depan.
