Havana88detik – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengundang seluruh kepala dinas pariwisata kabupaten dan kota di seluruh Indonesia untuk membahas percepatan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sandi menyebut diskusi yang digelar hampir pada Sabtu itu sebagai langkah percepatan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pasca wabah COVID-19. Secara khusus, lima destinasi super prioritas tersebut adalah Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
“Semua aspek harus kita persiapkan untuk ditingkatkan, tentunya yang harus kita prioritaskan adalah aspek kesehatan, jadi kebersihan harus disiapkan secara detail mulai dari kuliner, fashion, kerajinan, tari, dan lain-lain,” kata Sandiaga seperti dikutip dari Antara. , Sabtu (26/12/2020).
Instruksi tersebut, kata dia, juga mengacu pada usulan Presiden Jokowi, yakni kalender acara atau daftar kegiatan tiap destinasi wisata setiap tahunnya. Dia mendemonstrasikan kalender acara seperti halnya langkah Pemkot Solo yang mencatat dan menjadwalkan lebih dari 60 acara dalam setahun.
Selain itu, lanjutnya, Presiden Jokowi juga ingin memastikan setiap aspek kesehatan dan keselamatan di setiap destinasi pariwisata dapat diterapkan secara strategis. Sandi menjelaskan petunjuk melalui penerapan CHSE atau K4 yaitu kebersihan, kesehatan, keselamatan kerja, dan kelestarian lingkungan.
Begitu pula dengan arahan Wakil Presiden KH Maruf Amin yang menegaskan bahwa sektor ekonomi kreatif harus mampu menjadi lokomotif dalam menciptakan lapangan kerja.
“Kami mencatat ada 30 juta pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpuruk, mulai dari pelaku usaha informal hingga mikro dan besar yang sangat terpengaruh dan harus segera dibantu,” kata Sandi.
Percepatan kinerja sektor pariwisata juga harus dilakukan di desa wisata, wisata religi, wisata halal, dan berbagai program yang menyentuh langsung kepada masyarakat.
“Tugas ini amanah yang berat, tapi ringan kalau kita kerja sama. Hari ini langkah awal, gerakan kita menjalankan arahan Presiden dan Wakil Presiden,” imbuhnya.
Merujuk pada hal tersebut, Sandi menekankan pada percepatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif melalui penerapan tiga platform yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
“Tugas pemerintah menjadi fasilitator inovasi bagi ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif, sehingga sistem ini akan meregenerasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Sandi.
Adaptasi berbekal pengalaman terpapar COVID-19, Sandi mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling adaptif. Oleh karena itu, adaptasi terpenting adalah dengan menerapkan CHSE sekaligus mengkalibrasi pasar di masing-masing destinasi wisata, baik wisatawan domestik maupun domestik.
“Wisatawan nusantara paling potensial, kita harus kembangkan destinasi wisata yang fokus pada wisman Indonesia,” jelasnya.
Kerjasama Semua Pihak
Terkait kolaborasi, Sandi menekankan perlunya kerja sama dari semua pihak. Ia mengingatkan diri agar tidak ada lagi ego sektoral, birokrasi yang berbelit-belit, dan semua harus membuka komunikasi kepada semua pihak.
“Saya tahu betul birokrasinya, dulu saya punya pengalaman sebagai pengusaha. Jadi kita harus membuka diskusi dan harus memperhatikan masyarakat,” kata Sandi.
“Saya sangat berduka dengan jutaan orang yang kehilangan pekerjaan, mereka kehilangan jam kerja sehingga pendapatannya turun drastis. Kita harus bekerjasama untuk membangun bangsa dan negara, terutama dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif,” dia berkata.
Oleh karena itu, Sandi mengingatkan kepada seluruh pemerintah daerah untuk tidak hanya bergerak cepat, tetapi tancap gas untuk pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif jangka panjang.
Cara tersebut dijelaskan Sandi melalui penumbuhan perbekalan atau perbekalan yang meliputi penyiapan destinasi wisata, membangun infrastruktur, menciptakan dan membangun daya tarik, memantau protokol CHSE di setiap destinasi wisata, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas kreatif. produk ekonomi.
Sementara itu, pertumbuhan permintaan dapat dilakukan dengan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, memperluas konektivitas wisatawan, memberikan insentif atau paket wisata, mengoptimalkan kegiatan MICE di destinasi wisata, meningkatkan daya beli produk lokal secara intensif, dan menciptakan lapangan kerja. dan hibah pariwisata melalui transfer regional untuk hotel, restoran, dan pemerintah daerah.
“CHSE itu vaksin untuk ketahanan dan ketahanan pariwisata dan ekonomi kreatif. Jadi sebelum vaksin tersedia, kita punya vaksin pariwisata untuk mendorong pelaku usaha, jadi tugas kita untuk mensosialisasikan sertifikasi CHSE ke depan,” jelas Sandi.
Dia menambahkan target itu