Havana88detik – Di media sosial Twitter penuh dengan unggahan dari netizen yang membahas obat murah Dexamethasone untuk pasien COVID-19. Dia mempertanyakan motivasi pemerintah membeli vaksin meski sebenarnya ada obat murah untuk COVID-19.
“Wah ini pemain vaksinnya, dari mana sudah beli ratusan juta vaksin baik dari China maupun di tempat lain ternyata obat Covid murah,” ujar netizen yang menduga Menteri BUMN Erick Thohir itu korup dengan mengimpor. vaksin.
Unggahan tersebut disertai dengan cuplikan berita di televisi tentang Dexamethasone, yang pada pertengahan tahun 2020 dikembangkan sebagai obat untuk pasien COVID-19 dengan gejala parah.
Komentar yang pertama kali diunggah pada 19 Januari itu kini telah mendapat lebih dari 790 retweet dan disukai lebih dari 1,1 ribu pengguna.
Faktanya, Dexamethasone dianggap sebagai terapi obat yang bisa diberikan kepada pasien COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Oktober 2020 mengatakan Dexamethasone dapat menurunkan angka kematian pada pasien dengan gejala parah.
Hanya saja WHO dan lembaga kesehatan lainnya menegaskan bahwa Dexamethasone merupakan obat yang kuat dan bukan pencegah virus Corona. Selain itu, tidak semua pasien yang diberi Dexamethasone akan sembuh.
“Dexamethasone tidak bisa digunakan untuk pencegahan COVID-19,” tulis Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) dalam keterangan tertulisnya, Juni lalu.
Saat Dexamethasone diumumkan sebagai terapi untuk pasien COVID-19, pengembangan vaksin masih belum jauh. Kabar mengenai izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 baru muncul pada akhir tahun 2020.
Vaksin COVID-19 dalam hal ini berfungsi untuk mencegah infeksi atau gejala COVID-19 yang parah dengan melatih sistem kekebalan tubuh.
