Havana88detik – Serangan buaya kembali terjadi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Kali ini menimpa Bahriah (74). Serangan buaya menyebabkan tangan kirinya putus.
Selain patah tangan kiri, kaki nenek saya juga patah. Saat ini masih dirawat di RSUD dr Murjani Sampit, kata Zulkifli, cucu korban, di Sampit, Sabtu (2/1/2020). seperti dilansir Antara.
Zulkifli mengatakan, Jumat (1/1), sekitar pukul 23.30 WIB, neneknya baru saja buang air besar di toilet di tepi sungai. Lokasinya tidak jauh dari Dermaga Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru, Ketapang.
Setelah selesai, korban turun ke tangga yang lebih dalam karena ingin mencuci tangan. Saat itu juga, tangan kiri korban langsung diserang buaya yang ukurannya diperkirakan cukup besar. Korban berteriak minta tolong dari warga sekitar.
Seorang warga yang mendengar teriakan itu langsung berlari menolong korban. Saat itu buaya berusaha membawa tubuh korbannya ke sungai.
Terjadi tarik tambang antara korban dan warga dengan buaya. Untungnya, tubuh korban terhalang kayu sehingga tidak jatuh ke air. Namun tarikan buaya tersebut begitu kuat hingga akhirnya tangan kiri korban putus.
Selain patah tangan kirinya, kaki kiri korban juga patah. Warga segera membawa korban ke RSUD Dr. Murjani Sampit untuk diberikan pertolongan medis.
“Kami berharap kejadian ini menjadi perhatian pemerintah dan pihak terkait lainnya agar tidak terus terjadi. Nenek juga membutuhkan bantuan agar bisa dirawat hingga sembuh,” kata Zulkifli.
Sementara konflik buaya-manusia di Kotawaringin Timur kembali meningkat. Rabu (30/12) sekitar pukul 10.30 WIB, seorang bocah lelaki berusia 11 tahun diserang buaya saat mandi di Sungai Hambawang, Desa Ganepo, Kabupaten Seranau.
Beruntung nyawa bocah itu terselamatkan setelah paman korban dan warga lainnya menariknya dari mulut buaya. Akibat insiden tersebut, bocah tersebut mengalami gigitan di kedua kakinya.
Dua lokasi penyerangan buaya berada di seberang sungai yang dipisahkan oleh Sungai Mentaya. Meningkatnya serangan buaya membuat masyarakat gelisah saat beraktivitas di sungai.
Komandan BKSDA Kalteng, Pos Sampit, Muriansyah, mengaku mendapat informasi terkait kejadian tersebut. Dia saat ini sedang berkoordinasi dengan pimpinannya terkait penanganannya.
“Atas nama pribadi, saya ingin menyampaikan belasungkawa. Dan kami akan segera berusaha menangkap buaya yang menyerang Nenek Bahriah secepatnya,” kata Muriansyah.