Havana88 – Harga minyak dunia turun tipis pada Kamis (3/6), setelah mencatat kenaikan dua hari berturut-turut yang membawa minyak berjangka ke level tertinggi dalam setahun.
Minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman Agustus turun 4 sen menjadi US$71,31 per barel, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Mei 2019 di awal sesi. Sehari sebelumnya, Brent melonjak 1,6 persen, Jumat (5/6)
Kemudian, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli turun menjadi 2 sen menjadi $68,81 per barel. Harga WTI sempat naik ke level tertinggi sesi $69,40, level terkuat sejak bulan Oktober 2018, setelah naik 1,5 persen di sesi sebelumnya.
Sedangkan, persediaan minyak mentah AS turun menjadi 5,1 juta barel pekan lalu, dibandingkan ekspektasi penurunan 2,4 juta barel.
Sementara stok bensin naik 1,5 juta barel dan persediaan distilat melonjak 3,7 juta barel. Permintaan bensin meningkat bulan lalu karena pembelian panik setelah penutupan Colonial Pipeline, lini produk olahan terbesar AS.
Sebagai akibat dari penutupan, pengemudi cenderung tidak perlu mengisi tangki mereka selama akhir pekan Memorial Day, awal musim mengemudi musim panas puncak.
Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago mengatakan bahwa permintaan bensin turun dari minggu ke minggu yang mungkin mengecewakan beberapa, tapi masih solid.
Harga minyak telah naik dalam beberapa hari terakhir karena ekspektasi, termasuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, atau OPEC+, bahwa permintaan minyak akan melebihi pasokan pada paruh kedua tahun ini.
OPEC+ setuju untuk melanjutkan rencana untuk mengurangi pembatasan pasokan hingga Juli, memberikan dorongan pada harga minyak, untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi.
Pertemuan OPEC+ berlangsung 20 menit, tercepat dalam sejarah grup, menunjukkan kepatuhan yang kuat di antara anggota dan keyakinan bahwa permintaan akan pulih setelah pandemi COVID-19 menunjukkan tanda-tanda mereda.
