Viral Dihajar TNI, Warga Bantah Pukul Kepala Dandim Buleleng Bali

  • Whatsapp
Warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, berinisial DI (24) membubarkan diri memukul Komandan Kodim (Dandim) 1606/Buleleng, Letkol Muhammad Windra Lisrianto. Dia mengaku tidak melawan para perwira TNI.
banner 300x250

Havana88 –  Warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, berinisial DI (24) membubarkan diri memukul Komandan Kodim (Dandim) 1606/Buleleng, Letkol Muhammad Windra Lisrianto. Dia mengaku tidak melawan para perwira TNI.

“Tidak ada (pemukulan Dandim), orang saya tidak melawan. Saya di bawah, duduk,” katanya saat dihubungi, Selasa (24/8/2021).

Seperti diketahui, viral video bentrokan TNI dengan warga Buleleng saat kegiatan swab massal. Windra mengatakan anak buahnya spontan memukul DI karena melihat kepalanya dipukul dari belakang.

Kembali ke kronologi versi DI, menurut dia, kejadian bermula saat dia pulang dari kebun untuk makan siang, sekitar pukul 10.00 WITA. DI mengaku lupa memakai masker.

Saat melintasi lokasi rapid antigen test, ia dicegat oleh personel TNI. Karena tidak memakai masker, DI ketakutan dan berusaha lari.

DI mengaku hampir jatuh karena ditarik petugas, namun masih bisa kabur. Sekitar 40 meter dari lokasi, ternyata ada anggota TNI lain yang menghadang mereka.

DI mengatakan teman yang ditumpanginya, AG (23), saat itu ditabrak oleh anggota TNI. Karena temannya tertabrak, DI bilang dia menghentikan motornya.

“Lalu saya bertanya, ‘Pak, kenapa teman saya dipukul?’ Saya tidak tahu kenapa (petugas) marah dan langsung memukul saya, langsung tersedak. Kemudian saya diseret 30 meter ke titik lokasi pertama,” kata DI.

“Sejauh saya diseret, saya juga ditendang dari belakang, padahal tidak melawan. Tapi saya terus ditendang. Setelah mencapai titik 30 meter, saya diduduki dan disiram air bersama-sama,” tambahnya.

Sekitar 15 menit kemudian, DI mengatakan pamannya datang untuk turun tangan. Namun, lanjut DI, pamannya juga dipukul.

“Kami bertiga dipukul lagi, walaupun tidak melawan. Setelah itu kakak saya datang lagi, dia datang, karena kakak saya tahu kalau saya dipukul sampai saya terluka, dicekik, otomatis adik saya marah. . Setelah itu, adik saya dipukuli sampai bibirnya robek,” jelasnya.

DI mengatakan hal itu membuat ayahnya datang ke lokasi dan membawanya pulang. Namun, tentara TNI tetap mengikutinya sampai ke rumah.

“Kemudian bapak saya datang dan mengantar saya pulang, kebetulan dekat sekitar 100 meter dari lokasi, dibawa pulang. Kemudian tentara mengikuti, mengejar saya, sampai di depan rumah,” jelas DI.

DI kemudian mendengar penjelasan para perwira TNI yang menjelaskan alasan pemukulan karena memukul personel TNI. DI membantahnya.

“Setelah dipukul di depan rumah, kenapa dipukul karena tidak pakai masker? Tapi dalam penjelasan pihak berwajib, saya dikatakan menabrak petugas. Tidak mungkin saya nabrak, kalau saya pukul. Saya pasti jatuh. Jadi berbeda dengan fakta di lapangan,” kata DI.

“Katanya saya mengeroyok aparat, padahal tidak melawan, ada saksi mata,” lanjutnya.

Atas kejadian itu, DI telah menjalani visum et repertum. DI menjelaskan hasil ditemukan luka di leher, dahi, dan kaki. DI mengaku punggungnya juga sakit.

“Tidak ada (penolakan rapid antigen swab), saya sudah punya swab. Ada buktinya. Dia (petugas) sosialisasi ke masyarakat tidak merata, artinya tidak ada yang tahu swab akan dilakukan hari itu. . Takutnya nanti kalau terdesak makanya saya lari,” pungkas DI.

Penjelasan Versi Dandim
Komandan Kodim (Dandim) 1606/Buleleng akhirnya melaporkan warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, ke polisi. Laporan itu dibuat setelah warga memukul kepala Dandim saat pemeriksaan antigen cepat di desa.

“Ya, tadi malam kami (melaporkan warga). Karena ternyata bukan saya yang dipukuli orang lain,” kata Dandim 1606/Buleleng Letkol Muhammad Windra Lisrianto saat itu.

banner 300x250

Related posts

banner 300x250