Wakil Ketua (Waketum) PAN Yandri Susanto mengatakan, peluang PDI Perjuangan (PDIP) untuk bergabung dalam koalisi besar itu terbuka. Namun, PDIP tidak boleh ngotot mendorong kadernya sebagai calon presiden (Capres).
Menurutnya, isu calon presiden akan dibahas bersama. Jadi tidak boleh ada yang memaksa jika kader tidak terpilih.
“Tapi tidak bisa ngotot kalau misalnya nanti musyawarah tidak disepakati, ya berarti perlu ada saling pengertian,” kata Yandri kepada wartawan, dikutip Rabu (19/4/2023).
Yandri mengatakan, wajar bila PDIP mengajukan nama kadernya sendiri sebagai calon presiden. Karena sebagai partai pemenang pemilu dan satu-satunya partai yang memiliki tiket calon presiden itu sendiri.
Namun, di antara partai-partai dalam koalisi besar itu perlu dibicarakan bersama siapa calon presiden dan wakil presiden.
“Kalaupun PDIP mau masuk koalisi nasional (Grand Coalition) tentu akan ada musyawarah. Apakah calon dari PDIP menjadi kesepakatan, itu perlu dibicarakan dulu,” kata wakil ketua MPR RI itu.
Komunikasi Masih Cair
Yandri mengatakan, PDI-P tanpa koalisi bisa mencalonkan capres dan cawapresnya sendiri. Jika kader PDIP tidak diterima, masih ada opsi maju sendiri pada 2024.
Namun, komunikasi dengan PDIP masih terbuka karena koalisi masih cair.
“Sampai sekarang masih baik-baik saja. Sangat terbuka. Sangat terbuka. Masih sangat cair,” kata Yandri.