Havana88detik – Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengimbau kepada generasi muda untuk menjaga persatuan bangsa dan mewaspadai hal-hal yang memecah belah bangsa. Menurutnya, proyek pemekaran nasional yang sering disebut ‘Balkanisasi’ bisa terjadi di Indonesia.
Basarah juga menyampaikan bahwa generasi muda harus belajar tentang kehancuran negara-negara Balkan sebelumnya. Mengingat perusakan itu terjadi karena permainan politik.
Generasi muda harus belajar dari kisah kehancuran Balkan pada 1990-an. Dari satu negara besar Yugoslavia lahir negara-negara kecil Serbia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Slovenia, Makedonia, Montenegro dan Kosovo. Negeri besar ini tidak lahir. Mungkin saja terjadi, tentu ada desain politik tingkat tinggi di balik itu semua, ”kata Basarah dalam keterangannya, Sabtu (19/12/2020).
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi keynote speaker Wawasan Nasional Semiloka Webinar bertajuk ‘Wujudkan Persatuan, Wujudkan Generasi Bela Bangsa’ di Malang. Acara tersebut diselenggarakan oleh Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dan Gerakan Pendidik Nasional.
Ketua Fraksi PDI-P ini juga menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara besar yang kaya akan sumber daya alam. Namun, kekayaan ini bisa menjadi magnet yang menggiurkan bagi negara kapitalis untuk menguasainya.
Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan menjaga persatuan bangsa. Dengan demikian, kaum kapitalis tidak mudah melakukan penjajahan dan eksploitasi sumber daya alam Indonesia.
“Namun jika Indonesia tetap menjadi negara kesatuan yang besar seperti saat ini, tentunya negara-negara kapitalis ini akan kesulitan untuk menguasai sumber daya alam di negara ini. Sebagai negara kesatuan, Indonesia memiliki kebijakan yang sama untuk semua kawasan, kita adalah bukan negara federal. “Jika nusantara di Nusantara terbagi menjadi beberapa negara kecil, akan mudah bagi negara kapitalis untuk melakukan penjajahan terselubung dan mengeksploitasi wilayah tersebut,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Basarah juga meminta agar generasi muda terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar ancaman Balkanisasi dapat diberantas.
Bahkan, kata dia, generasi muda juga harus mempelajari kehancuran Suriah, Yaman, Irak, Libya akibat konflik politik berbalut agama dan etnis.
“Kita memiliki Pancasila yang mempersatukan keberagaman kita, yang menjadi landasan bersama ketika kita sebagai bangsa menghadapi realitas perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya mengapresiasi Tribhuwana Tunggadewi Universitas Malang dan Gerakan Pendidik Nasional yang telah mengabdikan ilmunya kepada masyarakat untuk mempersatukan bangsa.
Ia mengatakan bahwa mendedikasikan ilmu pada praktik kehidupan merupakan sesuatu yang dipuji oleh Presiden Soekarno. Hal tersebut ia sampaikan saat menyampaikan pidatonya di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1951.
Dalam sambutannya Bung Karno menyampaikan bahwa ilmu hanya bernilai penuh jika digunakan untuk pengamalan kehidupan manusia, pengamalan kehidupan berbangsa, atau pengamalan kehidupan manusia. Jadikan ilmu ganda dengan amal, “ujarnya. .
Di penghujung acara, Basarah tak lupa mengajak generasi muda untuk mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Ketahanan Nasional.
Hal ini karena Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
“Jika tekad bela negara ini masuk ke dalam hati setiap anak bangsa, terutama generasi muda, saya optimis dalam beberapa dekade ke depan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan terus berdiri, bangsa ini jauh dari rasa sakit. perang saudara, “pungkasnya.